BERKUNJUNG KE KOTA MAKASSAR
MENIKMATI PAGI DI PANTAI LOSARI
Matahari baru terbit di Kota Makassar. Keinginan untuk menikmati Kota ini dengan menikmati Pantai Losari. Orang bilang kalau berkunjung ke Makassar kalau belum mengunjungi Pantai Losari belum dibilang pernah pergi ke Makassar. Pastinya tujuan pertama kali adalah menikmati pagi di Pantai Losari.
Jam 7 pagi sduah tiba ditempat yang dituju. Tulisan Makassar yang cukup besar sangat mencolok terlihat dipandangan. Terdapat juga dilokasi itu Masjid terapung yang indah yang akan menjadi icon baru pantai Losari . Masjid terapung yang bernama masjid Amirul Mukminin masih belum bisa digunakan, sepertinya belum beroperasi atau belum selesai pembangunannya walau bangunannya sudah nyaris sempurna.
Selain tulisan Makassar dan City of Makassar, terdapat juga patung-patung icon kota Makassar yang menandakan kita berada di Makassar. Patung becak Makassar dan Patung olahraga takraw menghiasi keindahan taman pantai Losari.
Setelah puas mendapatkan gambar potret yang bagus di Pantai Losari, kunjungan berikutnya adalah Fort Rotterdam. Benteng peninggalan kerajaan Gowa Tallo yang semula bernama Benteng Ujung Pandang yang kemudian Benteng ini diambil alih belanda yang kemudian dirubah namanya menjadi Fort Rotterdam.
Bangunan yang didalam Benteng yang masih terlihat kokoh dan terawat. Terdapat juga bangunan tempat Pangeran Diponogoro ditahan dan Museum La Galigo yang memamerkan peninggalan Kerajaan Gowa Tallo dan Kerajaan yang ada di Sulawesi Selatan.
Tidak lengkap rasanya apabila ke Makassar tidak menikmati kuliner khas Makassar. Perut yang sengaja tidak sarapan di Hotel, membuat perut ini semakin ingin diisi dengan makanan khas Makassar yakni Coto Makkasar. Disepanjang jalan depan pantai Losari banyak yang menjual Coto Makkasar namun pilihan kali ini yang terpilih adalah rumah makan Nusantara yang posisinya di Jalan Nusantara persis di depan pelabuhan.
Kuah yang masih panas dengan bumbu yang khas terasa dilidah. Tinggal pilih, mau coto yang campur dengan jeroan atau hanya dagingnya saja. Menikmati Coto ini bukan ditemani dengan nasi tapi dengan ketupat. Kalau mau menambah selera lagi, Coto dicampur dengan kacang tanah yang memang disediakan. Alhamduliilah, nikmat dan lezat.
Jakarta, 27 Oktober 2013
Fadly Rahman
2 Komentar »
Tinggalkan Balasan ke afifah dewi Batalkan balasan
-
Terkini
- JALAN-JALAN KE RANAH MINANG
- RAPAT KERJA KOPERASI KARYAWAN KELOMPOK GOBEL 2017
- JALAN-JALAN KE TANJUNG LESUNG
- WISATA KE KEBUN BINATANG BANDUNG
- ANTARA LONTONG BALAP DAN MASJID SUNAN AMPEL
- FESTIVAL JAJANAN MINANG 2016
- PESONA NEGERI SUNDA
- LAVA TOUR (EMPLOYEE GATHERING PGI 2016)
- DIKLAT KOMPETENSI PENGURUS DAN PENGAWAS KOPERASI
- PERJALANAN ASIK KE KOTA BENGKULU
- PERAYAAN KEMERDEKAAN RI KE 71
- MENGENANG MASA KECIL DI KOTA LANGSA
-
Tautan
-
Arsip
- Mei 2018 (1)
- Februari 2017 (1)
- Januari 2017 (2)
- Desember 2016 (2)
- November 2016 (2)
- Oktober 2016 (1)
- September 2016 (1)
- Agustus 2016 (1)
- Juli 2016 (1)
- Mei 2016 (1)
- April 2016 (1)
- Maret 2016 (2)
-
Kategori
-
RSS
Entries RSS
Comments RSS
Pantai nan indah, ada mesjid terapungnya subhanallah sungguh indah ciptaan Allah
Komentar oleh afifah dewi | Oktober 28, 2013 |
Selamat, Suskes Lanjutkan, menulis tidak ada tanda lulusnya kecuali sudah dipanggil Allah.swt. sekali lagi SUKSES
Komentar oleh agung ch putro | Oktober 28, 2013 |